DKT ini bertujuan untuk menyosialisasikan hasil pengembangan kurikulum terbaru yang dirancang berbasis capaian pembelajaran, serta memastikan kurikulum mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja, adaptif terhadap regulasi, dan berdaya saing tinggi di dunia industri alat kesehatan.
Kegiatan dibuka oleh Koordinator Program Studi Teknik Biomedis Itera, Rudi Setiawan, S.T., M.T., serta Dekan FTI Itera, Hadi Teguh Yudistira, S.T., Ph.D. Keduanya menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah dalam menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Pemaparan awal disampaikan oleh Koordinator Kurikulum Teknik Biomedis Itera, Retno Maharsi, M.Si., yang menjelaskan arah pengembangan kurikulum berbasis pendekatan Outcome Based Education (OBE). Retno menekankan pentingnya kurikulum yang mengakomodasi kebutuhan riil di lapangan, serta membuka ruang kolaborasi multidisipliner.
Melalui kegiatan ini, Program Studi Teknik Biomedis Itera berharap dapat merumuskan kurikulum yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan zaman, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi dunia kesehatan, khususnya di wilayah Sumatera.
Sejumlah pakar dari akademisi, industri, dan lembaga pemerintah turut berpartisipasi dalam diskusi ini. Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dr. Diah Anjarini, M.Epid., menyampaikan pentingnya lulusan yang memahami regulasi alat kesehatan dan mengikuti arah riset nasional, seperti terapi sel punca (stem cell) dan penanganan penyakit degeneratif.
Kompetensi Lulusan
Dari sisi industri, Andry Arifianto dari Siemens Healthineers menyoroti kebutuhan kompetensi yang harus dimiliki lulusan Teknik Biomedis, seperti pemahaman anatomi, teknologi kesehatan, fisika medis, hingga keselamatan radiasi. Ia menilai beberapa mata kuliah yang ada sudah selaras dengan kebutuhan industri.
Sementara itu, Dr. Angliana, S.Si., M.Farm., dari Prodia Stem Cell, melihat potensi besar kolaborasi antara teknik biomedis dengan teknologi sel punca dalam mewujudkan layanan kesehatan presisi. Dari kalangan akademisi, Dr. Riries Rulaningtyas, S.T., M.T. (Universitas Airlangga) dan Dr. Ir. Agung Wahyu Setiawan, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng. (Institut Teknologi Bandung) membagikan praktik baik dalam penguatan kurikulum berbasis interdisipliner, riset, dan orientasi industri.
Melalui kegiatan ini, Program Studi Teknik Biomedis Itera berharap dapat merumuskan kurikulum yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan zaman, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi dunia kesehatan, khususnya di wilayah Sumatera. “Kolaborasi lintas sektor merupakan langkah strategis dalam mencetak lulusan yang unggul, tangguh, dan visioner dalam menghadapi tantangan global di bidang teknologi kesehatan,” ujar Rudi Setiawan menutup kegiatan.
Editor : Qurrota A'yun
No comments:
Post a Comment