Upaya Dinkes Kaltim Tekan Angka Kematian Bayi Lewat Pelayanan Kesehatan Gratis


Media Kesehatan – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus mengintensifkan upaya penurunan angka kematian bayi dan balita dengan mengoptimalkan dua program utama, yaitu Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) dari pemerintah provinsi dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat.

Menurut Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, salah satu fokus utama dari program PKG adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan anak-anak. "Kami menyediakan layanan pemeriksaan kehamilan rutin, pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, dan imunisasi lengkap untuk bayi dan balita secara gratis," ujarnya di Samarinda, Kamis (8/5/2025).

Jaya menekankan bahwa program PKG bersifat menyeluruh, dimulai sejak masa kehamilan hingga bayi lahir dan tumbuh. "Pelayanan ini dirancang agar pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung optimal sejak dalam kandungan. Kesehatan ibu dan anak adalah prioritas utama kami," jelasnya.

Manfaatkan Cek Kesehatan Gratis untuk Deteksi Dini Penyakit

Dinkes Kaltim juga mengajak masyarakat untuk aktif memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai langkah preventif. "Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan secara berkala mampu mencegah berbagai penyakit dan mendeteksi potensi masalah sejak dini," katanya.

Ia menyebutkan, kesehatan adalah bentuk investasi penting untuk masa depan individu, keluarga, dan daerah.

Angka Kematian Bayi dan Neonatal di Kaltim Masih Tinggi

Berdasarkan data Dinkes Kaltim per Mei 2025, tercatat 164 kasus kematian bayi (usia 0-12 bulan) di berbagai kabupaten/kota. Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat angka tertinggi dengan 39 kasus, disusul Balikpapan (26 kasus), Berau (20 kasus), dan Paser (20 kasus).

Sementara itu, kematian neonatal (usia 0-28 hari) mencapai 131 kasus. Kutai Kartanegara kembali mencatat angka tertinggi sebanyak 29 kasus, diikuti Berau (19 kasus) dan Balikpapan (17 kasus).

Selain itu, terdapat delapan kasus kematian balita (usia 1-5 tahun), dengan sebaran tertinggi di Kutai Kartanegara (4 kasus) dan Kutai Barat (3 kasus).

Faktor Penyebab Kematian Neonatal

Dinkes Kaltim menyatakan bahwa sebagian besar kasus kematian neonatal disebabkan oleh gangguan pernapasan dan kardiovaskular, disusul oleh berat badan lahir rendah, prematuritas, infeksi, serta kelainan bawaan dan kromosom. Beberapa kasus juga berkaitan dengan trauma saat lahir dan deformasi struktural.

Melalui penguatan program PKG dan CKG, Dinkes Kaltim berharap angka kematian bayi dan balita dapat terus ditekan dan kualitas hidup masyarakat Kaltim meningkat secara berkelanjutan.

Post a Comment

Previous Post Next Post